Api-api
|
||||||||||||
Api-api Avicennia germinans
|
||||||||||||
Status konservasi
|
||||||||||||
Aman
|
||||||||||||
Klasifikasi ilmiah
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Spesies
|
||||||||||||
lihat pada
teks
|
Api-api adalah nama sekelompok tumbuhan dari marga Avicennia, suku Acanthaceae.
Api-api biasa tumbuh di tepi atau dekat laut sebagai bagian dari komunitas
hutan bakau. Nama Avicennia dilekatkan pada genus
ini untuk menghormati Ibnu Sina, di dunia barat terkenal sebagai Avicenna,
salah seorang pakar dan perintis kedokteran modern dari Persia.
Sebagai warga komunitas mangrove,
api-api memiliki beberapa ciri yang merupakan bagian dari adaptasi pada
lingkungan berlumpur dan bergaram. Di antaranya:
- Akar nafas serupa paku yang panjang dan rapat,
muncul ke atas lumpur di sekeliling pangkal batangnya.
- Daun-daun dengan kelenjar garam di permukaan
bawahnya. Daun api-api berwarna putih di sisi bawahnya, dilapisi kristal
garam. Ini adalah kelebihan garam yang dibuang oleh tumbuhan tersebut.
- Biji api-api berkecambah tatkala buahnya belum
gugur, masih melekat di rantingnya. Dengan demikian biji ini dapat segera
tumbuh sebegitu terjatuh atau tersangkut di lumpur.
Nama lain api-api di pelbagai daerah di
Indonesia di antaranya adalah mangi-mangi,sia-sia, boak, koak, marahu, pejapi, papi, nyapi dan lain-lain.
Pemerian
Pohon kecil atau besar, tinggi hingga 30
m, dengan tajuk yang agak renggang. Dengan akar nafas (pneumatophores) yang muncul 10-30 cm dari substrat, serupa paku serupa jari rapat-rapat,
diameter lk. 0,5-1 cm dekat ujungnya. Pepagan (kulit batang) halus keputihan
sampai dengan abu-abu kecoklatan dan retak-retak. Ranting dengan buku-buku
bekas daun yang menonjol serupa sendi-sendi tulang.
Daun-daun tunggal, bertangkai,
berhadapan, bertepi rata, berujung runcing atau membulat; helai daun seperti
kulit, hijau mengkilap di atas, abu-abu atau keputihan di sisi bawahnya, sering
dengan kristal garam yang terasa asin; pertulangan daun umumnya tak begitu
jelas terlihat. Kuncup daun terletak pada lekuk pasangan tangkai daun teratas.
Perbungaan dalam karangan bertangkai
panjang bentuk payung, malai atau bulir, terletak di ujung tangkai atau di
ketiak daun dekat ujung. Bunga-bunga duduk (sessile), membulat ketika
kuncup, berukuran kecil antara 0,3-1,3 cm, berkelamin dua, kelopak 5 helai,
mahkota kebanyakan 4 (jarang 5 atau 6) helai, kebanyakan kuning atau jingga
kekuningan dengan bau samar-samar, benang sari kebanyakan 4, terletak berseling
dengan mahkota bunga. Buah berupa kapsul yang memecah (dehiscent) menjadi dua, 1-4 cm panjangnya, hijau abu-abu, berbulu halus di luarnya;
vivipar, bijinya tumbuh selagi buah masih di pohon.
Ekologi
Api-api menyukai rawa-rawa mangrove,
tepi pantai yang berlumpur, atau di sepanjang tepian sungai pasang surut.
Beberapa jenisnya, seperti A. marina, memperlihatkan
toleransi yang tinggi terhadap kisaran salinitas, mampu tumbuh di rawa air
tawar hingga di substrat yang berkadar garam sangat tinggi.
Kebanyakan jenisnya merupakan jenis
pionir dan oportunistik, serta mudah tumbuh kembali. Pohon-pohon api-api yang
tumbang atau rusak dapat segera trubus (bersemi kembali), sehingga mempercepat
pemulihan tegakan yang rusak.
Akar nafas api-api yang padat, rapat dan
banyak sangat efektif untuk menangkap dan menahan lumpur serta pelbagai sampah
yang terhanyut di perairan. Jalinan perakaran ini juga menjadi tempat mencari
makanan bagi aneka jenis kepiting bakau, siput dan teritip.
(Untuk ekologi tumbuhan umumnya di
wilayah mangrove, lihat pada Hutan bakau)
Ragam jenis dan
penyebaran
Sejauh ini diketahui sekitar 8 spesies
yang menyebar di dua kawasan perairan utama di wilayah tropis, yakni di Dunia
Lama (Afro-Asia dan Australasia) dan Dunia Baru (Pasifik Timur dan Karibia).
Spesies
- Avicennia alba, api-api
hitam.
Menyebar mulai dari pantai barat India, Asia Tenggara termasuk Kepulauan
Nusantara dan Filipina selatan hingga ke Kepulauan Palau dan Solomon di
Pasifik selatan.
- Avicennia bicolor. Terbatas di pantai barat
Amerika Tengah.
- Avicennia germinans. Di pantai barat dan pantai
timur Amerika Tengah termasuk di Kepulauan Karibia, dan di pantai barat
Afrika.
- Avicennia integra. Terbatas (endemik) di pantai
utara Australia (Northern Territory).
- Avicennia marina, api-api
putih.
Memiliki anak jenis (subspesies) paling banyak dan sebaran yang paling
luas, mulai dari pantai timur Afrika, Teluk Persia, India, Asia Tenggara,
ke timur hingga RRC dan Jepang, serta ke selatan menyebar di seluruh
kawasan Indomalaya hingga ke Australasia dan kepulauan di Pasifik Selatan.
- Avicennia officinalis, api-api
daun lebar,
api-api ludat. Serupa dengan A. alba, menyebar mulai dari pantai
barat India, Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara dan Filipina, hingga ke
Australasia, terutama melalui pesisir selatan Papua hingga ke Papua
Nugini.
- Avicennia rumphiana. Agak jarang ditemukan,
api-api ini menyebar terutama di Kepulauan Nusantara, mulai dari Malaysia
di barat, Filipina di utara, hingga Papua di timur.
- Avicennia schaueriana. Menyebar sedikit di Karibia
timur dan di pantai timur Amerika Selatan mulai dari Venezuela hingga
Argentina di selatan.
Catatan taksonomis
Taksonomi Avicennia membingungkan dan
belum mantap. Sebelumnya marga ini diklasifikasikan ke dalam suku Verbenaceae,
sesuku dengan pohon jati, laban dan sungkai. Akan tetapi sebagian pakar
kemudian memisahkannya ke dalam suku bermarga tunggal Avicenniaceae.
Belakangan, analisis filogeni yang
terbaru mendapatkan bahwa kemungkinanAvicennia lebih tepat diletakkan di dalam suku Acanthaceae, sekerabat dengan jeruju (Acanthus spp.) yang juga biasa ditemui di
lingkungan mangrove.
Mendong adalah salah satu tumbuhan yang hidup di rawa, tanaman ini tumbuh di daerah
yang berlumpur dan memiliki air yang cukup. Mendong merupakan salah satu jenis
rumput, dan biasanya tumbuh dengan panjang lebih kurang 100cm. Di daerah
Tasikmalaya, mendong biasanya dijadikan bahan dasar untuk pembuatan tikar. dan
sebelum di pergunakan, tanaman ini dijemur terlebih dahulu hingga kering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar